Wednesday, November 22, 2017

Pencitraan dalam puisi




Hello teman-teman! Kali ini saya akan mengulas mengenai pencitraan dalam puisi. Pencitraan dalam puisi sendiri adalah penggambaran indra yang terdapat dalam puisi, seperti halnya indra penglihatan, penciuman, perabaan, pendengaran, dan pergerakan. Biasanya penyair menggambarkan pengindraan lewat kata-kata baik itu secara tersirat atau pun tersurat. Pencitraaan tersebut bertujuan agar pembaca dapat ikut merasakan apa yang penyair tuliskan.
Berikut saya akan jabarkan jenis pencitraan dalam puisi :

1. Citraan penglihatan
Citraan penglihatan merupakan gambaran atau imaji yang membuat pembaca seolah-olah melihat peristiwa yang di tuliskan dalam puisi. Kata –kata yang menggambarkan citraan penglihatan misalnya, ‘matanya merah menyala nampak dalam kegelapan’ .

2. Citraan pendengaran
Citraan pendengaran adalah gambaran penyair yang tertuang dalam puisi yang menguraikan atau menjelaskan bunyi suara. Pencitraan ini juga biasa disebut pencitraan auditif, dan penyair yang gemar menggunakan pencitraan ini disebut penyair auditif. Misalnya, ‘gemericik air sungai menyapaku pagi ini’

3. Citraan penciuman
Citraan penciuman adalah uraian bau-bau an yang digambarkan lewat kata-kata. Misalnya, ‘bau embun pagi senantiasa menyejukkan hati’

4. Citraan perabaan
Citraan perabaan adalah gambaran mengenai sentuhan dalam puisi. Misalnya, ‘tangan ibu terasa berpeluh setelah seluruh tenaga tumpah terkuras, hanya demi satu tujuan, agar anakmu bahagia’

5. Citraan pergerakan
Pencitraan ini melibatkan unsur gerak tubuh hingga kejadian yang digambarkan terkesan bergerak. Misalnya, ‘tangan bayi mungil itu meninju-ninju langit seolah ialah yang paling perkasa’

No comments:

Post a Comment