Thursday, January 14, 2016

TUGAS SOFTKILL ILMU SOSIAL DASAR



                MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR


                            
                                                                                               
DI SUSUN OLEH

SARI DEVI

                                                KATA PENGANTAR

            Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya
saya dapat menyelesaikan tugas Ilmu Sosial Dasar ini. ilmu Sosial Dasar adalah ilmu
pengetahuan yang mempelajari tentang masalah-masalah sosial di dalam sebuah
masyarakat yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum
tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah manusia .
Tujuan
Tujuan Ilmu Sosial Dasar
a.      Tujuan umum diselenggarakannya mata kuliah Ilmu Sosial Dasar ialah pembentukan dan
pengembangan kepribadian serta perluasan wawasan perhatian, pengetahuan, dan pemikiran mengenai berbagai gejala yang ada dan timbul dalam lingkungannya, khususnya gejala berkenaan dengan masyarakat dengan orang lain, agar daya tanggap, presepsi, dan penalaran berkenaan dengan lingkungan social dapat dipertajam.
Ruang Lingkup Ilmu Sosial Dasar
Ilmu sosial dasar mencakup masalah-masalah sosial yang timbul didalam sebuah masyarakat. Untuk menelaah masalah-masalah sosial tersebut hendaknya terlebih dahulu dapat mengidentifikasi kenyataan-kenyataan sosial dan memahami sejumlah konsep sosial tersebut. Sehingga ilmu sosial dasar dapat dibedakan atas tiga golongan besar yaitu :
·         Kenyataan-kenyataan sosial yang ada didalam masyarakat, yang secara bersama-sama merupakan masalah sosial tertentu.
·         Konsep-konsep sosial atau pengertian-pengertian tentang kenyataan-kenyataan sosial dibatasi pada konsep dasar atau elementer saja yang sangat diperlukan untuk mempelajari masalah-masalah sosial yang dibahas pada ilmu sosial.
·         Masalah-masalah sosial yang timbul dalam masyarakat, biasanya terlibat dalam berbagai kenyataan-kenyataan sosial yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan satu sama lain.







Berikut masalah-masalah sosial di masyarakat yang akan kita bahas :

I.                    Hubungan sosial di lingkungan masyarakat
II.                  Masalah Individu, Sosial dan Masyarakat
III.                Masalah Pemuda dan sosial
IV.                Masalah Individu Keluarga dan Masyarakat

















DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………I
DAFTAR ISI
TUGAS I…………………………………………………………………………………….4
Hubungan sosial di lingkungan masyarakat
TUGAS II……………………………………………………………………………………8
 Masalah Individu, sosial dan masyarakat                                                                
TUGAS III…………………………………………………………………………………..12
Masalah pemuda dan sosial
TUGAS IV…………………………………………………………………………………..25
Masalah individu, keluarga dan masyarakat
DAFTAR PUSTAKA


                                                                   TUGAS 1
Hubungan sosial di lingkungan  masyarakat

  1. Gotong Royong

Diatas merupakan contoh Gotong Royong atau “Kerja Bakti” yang ada di Sekolah, gotong royong merupakan contoh yang baik dalam masyrakat apalagi dalam kenyamanan lingkungan. Karena dengan adanya gotong royong semua orang akan saling membantu satu sama lain, dan manfaatnyapun banyak sekali seperti pekerjaan lebih cepat selesai, lebih mudah dikerjakan, hasilnyapun akan memuaskan bila dikerjakan bersama-sama.

  1. Saling Menghormati




Diatas merupakan contoh saling menghormati dengan cara berjabat tangan yang benar. Terlihat sang guru tersenyum saat berjabat tangan dengan muridnya, banyak sekali manfaat dari saling menghormati seperti, seseorang yang dihormati akan merasa dirinya dihargai dan ditinggikan derajatnya, dan untuk orang yang menghormati akan dinilai bahwa orang tersebut mempunyai sopan santun dan tatakrama yang baik dalam bersosial.

  1. Musyawarah
Diatas merupakan contoh musyawarah yang ada di sebuah desa, musyawarah biasa disebutkan musyawarah untuk menuju mufakat, memang betul begitu , bermusayawarah adalah cara masyarakat mendiskusikan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama dan diambil keputusan secara bersama-sama agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan.








TUGAS II
Masalah individu, sosial dan masyarakat



A.   Individu
Kata “ Individu” berasal dari kata latin, yaitu individuum, berarti “yang tak terbagi”. Jadi merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Arti lainnya adalah sebagai pengganti “orang seorang” atau manusia perorangan. Disini terlihat bahwa sifat dan fungsi manusia, sebagaimana ia hidup di tengah-tengah individu lain dalam masyarakat. Individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas di dalam lingkungan sosialnya,malainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Terdapat tiga aspek yang melekat sebagai persepsi terhadap individu, yaitu aspek organik jasmaniah, aspek psikis-rohaniah, dan aspek-sosial yang bila terjadi kegoncangan pada suatu aspek akan membawa akibat pada aspek yang lainnya. Individu dalam tingkah laku menurut pola pribadinya ada 3 kemungkinan: pertama menyimpang dari norma kolektif  kehilangan individualitasnya, kedua takluk terhadap kolektif, dan ketiga memengaruhi masyarakat (Hartomo, 2004: 64).
Individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi, melainkan sebagai kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia perorangan, dapat kita uraikan, bahwa individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas di dalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya.
Makna manusia menjadi individu apabila pola tingkah lakunya hampir identik dengan tingkah laku massa yang bersangkutan. Proses yang meningkatkan ciri-ciri individualitas pada seseorang sampai pada ia adalah dirinya sendiri, disebut proses individualisasi atau aktualisasi diri.
Manusia sebagai individu memiliki tugas pada dirinya sendiri yaitu;
  1. Menuntut ilmu pengetahuan, merekayasa teknologi serta memanfaatkannya untuk kemakmuran dan kesejahteraan. Kesadaran tersebut mendorongnya untuk terus belajar. Proses belajar berarti proses perubahan sikap dan perilaku dengan mendapatkan pengalaman dan pelatihan.
  2. Menghiasi diri dan budi pekerti dengan baik serta akhlak yang terpuji, setiap tindakan dan perbuatan dalam kehidupan bermasyarakat selalu bercermin pada keindahan dan keelokan budi pekerti maka akan tercipata kesejukan dalam kehidupan bermasyarakat.
Individu tidak akan jelas identitasnya tanpa adanya suatu masyarakat yang menjadi latar belakang keberadaanya. Individu berusaha mengambil jarak dan memproses dirinya untuk membentuk perilakunya yang selaras dengan keadaan dan kebiasaan yang sesuai dengan perilaku yang telah ada pada dirinya.
Manusia sebagai individu salalu berada di tengah-tengah kelompok individu yang sekaligus mematangkannya untuk menjadi pribadi yang prosesnya memerlukan lingkungan yang dapat membentuk pribadinya. Namun tidak semua lingkungan menjadi faktor pendukung pembentukan pribadi tetapi ada kalanya menjadi penghambat proses pembentukan pribadi.


                                                                                               
B.  Sosial
Sosial merupakan segala perilaku manusia yang menggambarkan hubungan nonindividualis. Istilah tersebut menggambarkan bahwa manusia adalah makluk sosial, tidak bisa hidup sendiri. Manusia sejatinya membutuhkan kelompok, baik itu dalam hal keluarga, teman, pasangan hidup dan lain sebagainya.

C.  Masyarakat
Dalam bahasa Inggris masyarakat disebut juga society, asal katanya socius yang berarti kawan. Adapun kata “masyarakat” berasal dari bahasa Arab, yaitu syirk, artinya bergaul. Adanya saling bergaul ini tentu karena ada bentuk-bentuk aturan hidup, yang bukan disebabkan oleh manusia sebagai perseorangan, melainkan oleh unsur-unsur lain dalam lingkungan sosial yang merupakan kesatuan.
Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, adat istiadat yang sama-sama ditaati dalam lingkungannya.
Tatanan kehidupan, norma-norma yang mereka miliki itulah yang dapat menjadi dasar kehidupan sosial dalam lingkungan mereka, sehingga dapat membentuk suatu kelompok manusia yang memiliki ciri-ciri kehidupan yang khas.
Menilik kenyataan di lapangan,suatu kelompok masyarakat dapat berupa suatu suku bangsa. Bisa juga berlatar belakang suku.Dalam pertumbuhan dan perkembangan suatu masyarakat, dapat digolongkan menjadi masyarakat sederhana dan masyarakat maju (masyarakat modern).
  1. Masyarakat sederhana. Dalam lingkungan masyarakat sederhana (primitif) pola pembagian kerja cenderung dibedakan menurut jenis kelamin. Pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin, nampaknya berpangkal tolak dari kelemahan dan  kemampuan fisik antara seorang wanita dan pria dalam menghadapi tantangan alam yang buaspada saat itu. Kaum pria melakukan pekerjaan yang berat-berat seperti berburu, menangkap ikan di laut, menebang pohon, berladang dan berternak. Sedangkan kaum wanita melakuakan pekerjaann yang ringan-ringan seperti mengurus rumah tangga, menyusui dan mengasuh anak-anak ,merajut, membuat pakaian, dan bercocok tanam.
  2. Masyarakat Maju. Masyarakat maju memiliki aneka ragam kelompok sosial, atau lebih dikenal dengan kelompok organisasi kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang berdasarkan kebutuhan serta tujuan tertentu yang akan dicapai.
Organisasi kemasyarakatan tumbuh dan berkembang dalam lingkungan terbatas sampai pada cakupan nasional, regional maupun internasional.
Tugas manusia sebagai anggota masyarakat;
  1. Saling tolong menolong dan bantu membantu dalam kebajikan
  2. Ikut meringankan beban kesengsaraan orang lain
  3. Menjaga dan memelihara keamanan, ketentraman dan ketertiban lingkungan dan masyarakat
  4. Menghindari perkataan dan tindakan yang menyakitkan orang lain sehingga tercipta ketergantungan yang saling menguntungkan.




                                                                 TUGAS III  
Masalah pemuda dan sosial

                                                                                                   
A.    pengertian pemuda

Pemuda adalah generasi penerus dari generasi terdahulu. Anggapan itu merupakan beban

moral yang ditanggung bagi pemuda untuk memenuhi tanggung jawab yang diberikan generasi

tua. Selain memikul beban tersebut pemuda juga dihadapkan persoalan-persoalan diantaranya

kenakalan remaja, ketidak patuhan pada orang tua/guru, kecanduan narkotika, frustasi, masa

depan suram, keterbatasan lapangan kerja dan masalah lainnya. Seringkali pemuda dibenturkan

dengan “nilai” yang telah ada jika mereka berkelakuan di luar nilai tersebut.

Proses kehidupan yang dialami oleh para pemuda Indonesia tiap hari baik di lingkungan

 keluarga, sekolah, maupun masyarakat membawa pengauh yang besar pula dalam membina

sikap untuk dapat hidup di masyarakat. Proses demikian itu bisa disebut dengan istilah

sosialisasi, proses sosialisasi itu berlangsung sejak anak ada di dunia dan terus akan berproses

hingga mencapai titik kulminasi.Secara internasional,WHO menyebut sebagai” young people” dengan

batas usia 10-24 tahun, sedangkan usia 10-19 tahun disebut ”adolescenea” atau remaja. International

Youth Year yang diselenggarakan tahun 1985, mendefinisikan penduduk berusia 15-24 tahun sebagai

kelompok pemuda.Definisi yang kedua, pemuda adalah individu dengan karakter yang dinamis, bahkan

bergejolak dan optimis namun belum memiliki pengendalian emosi yang stabil. Pemuda menghadapi

masa perubahan sosial maupun kultural.

Sedangkan menurut draft RUU Kepemudaan, Pemuda adalah mereka yang berusia antara 18 hingga 35

tahun. Menilik dari sisi usia maka pemuda merupakan masa perkembangan secara biologis dan

psikologis. Oleh karenanya pemuda selalu memiliki aspirasi yang berbeda dengan aspirasi masyarakat

secara umum. Dalam makna yang positif aspirasi yang berbeda ini disebut dengan semangat

pembaharu.Dalam kosakata bahasa Indonesia, pemuda juga dikenal dengan sebutan generasi muda dan

kaum muda. Seringkali terminologi pemuda, generasi muda, atau kaum muda memiliki definisi beragam.

Definisi tentang pemuda di atas lebih pada definisi teknis berdasarkan kategori usia sedangkan definisi

lainnya lebih fleksibel. Dimana pemuda/ generasi muda/kaum muda adalah mereka yang memiliki

semangat pembaharu dan progresif.

B.  Pengertian sosialisasi

Sosialisasi diartikan sebagai sebuah proses seumur hidup bagaimana seorang individu

mempelajari kebiasaan-kebiasaan yang meliputi cara-cara hidup, nilai-nilai, dan norma-norma

social yang terdapat dalam masyarakat agar dapat diterima oleh masyarakatnya. Berikut

pengertian sosialisasi menurut para ahli :

1)      Charlotte Buhler

Sosialisasi adalah proses yang membantu individu-individu belajar dan menyesuaikan diri,

bagaimana cara hidup, dan berpikir kelompoknya agar ia dapat berperan dan berfungsi dengan  

kelompoknya.

2)      Peter Berger

Sosialisasi adalah suatu proses dimana seseorang menghayati serta memahami norma-norma

dalam masyarakat tempat tinggalnya sehingga akan membentuk kepribadiannya.

3)      Paul B. Horton

Sosialisasi adalah suatu proses dimana seseorang menghayati serta memahami norma-norma

dalam masyarakat tempat tinggalnya sehingga akan membentuk kepribadiannya.
4)      Soerjono Soekanto

Sosialisasi adalah proses mengkomunikasikan kebudayaan kepada warga masyarakat yang baru.

A.    proses sosialisasi

Menurut George Herbert Mead, sosialisasi yang dialami seseorang dapat dibedakan

dalam tahap-tahap sebagai berikut.

1)       Tahap persiapan (Preparatory Stage)

      Tahap ini dialami manusia sejak dilahirkan, ketika seorang anak mempersiapkan diri untuk

mengenal dunia sosialnya, termasuk untuk memperoleh pemahaman tentang diri. Pada tahap ini

juga anak-anak mulai melakukan kegiatan meniru meski tidak sempurna. Contoh: Kata “makan”

yang diajarkan ibu kepada anaknya yang masih balita. Makna kata tersebut juga belum dipahami

dengan tepat oleh anak. Lama-kelamaan anak memahami secara tepat makna kata “makan”

tersebut dengan cara menghubungkannya dengan kenyataan yang dialaminya.

2)       Tahap meniru (Play Stage)

      Tahap ini ditandai dengan:

Semakin sempurnanya seorang anak menirukan peran-peran yang dilakukan oleh orang dewasa.

Mulai terbentuk kesadaran tentang nama diri dan siapa nama orang tua, kakak, dan sebagainya.

Anak mulai menyadari tentang apa yang dilakukan seorang ibu dan apa yang diharapkan seorang

 ibu dari anak. Dengan kata lain, kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain

juga mulai terbentuk pada tahap ini.

Kesadaran bahwa dunia sosial manusia berisikan banyak orang. Sebagian dari orang tersebut

merupakan orang-orang yang dianggap penting bagi pembentukan dan pertahanan diri, yakni

dari mana anak menyerap norma dan nilai (Significant other).

3)       Tahap siap bertindak (Game Stage)

      Peniruan yang dilakukan sudah mulai berkurang dan digantikan oleh peran yang secara

langsung dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Kemampuannya menempatkan diri pada

posisi orang lain pun meningkat sehingga memungkinkan adanya kemampuan bermain secara

 bersama-sama. Dia mulai menyadari adanya tuntutan untuk bekerja sama dengan teman-

temannya. Pada tahap ini lawan berinteraksi semakin banyak dan hubungannya semakin

kompleks. Individu mulai berhubungan dengan teman-teman sebaya di luar rumah. Peraturan-

peraturan yang berlaku di luar keluarganya secara bertahap juga mulai dipahami. Bersamaan

dengan itu, anak mulai menyadari bahwa ada norma tertentu yang berlaku di luar keluarganya.

4)       Tahap penerimaan norma kolektif (Generalized Stage)

      Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Dia sudah dapat menempatkan dirinya pada

posisi masyarakat secara luas. Dengan kata lain, ia dapat bertenggang rasa tidak hanya dengan

orang-orang yang berinteraksi dengannya tapi juga dengan masyarakat luas. Manusia dewasa

menyadari pentingnya peraturan, kemampuan bekerja sama bahkan dengan orang lain yang tidak

dikenalnya secara mantap. Manusia dengan perkembangan diri pada tahap ini telah menjadi

warga masyarakat dalam arti sepenuhnya.


D.    peranan sosial mahasiswa dan pemuda di masyarakat

Peranan Sosial Mahasiswa bisa dikatakan pemuda yang aktif dan berintelektual yang

akan berperan sebagai generasi yang diharapkan akan meneruskan generasi sebelumnya, yang

akan membangun negaranya menjadi lebih baik (maju). Sedangkan Pemuda adalah sesorang

Individu atau kelompok yang berperan aktif didalam masyarakat dan bisa dikatakan

Mahasiswa atau tidak, karena belum semua pemuda yang berintelektual mampu secara ekonomi

untuk menjenjang pendidikan yang lebih tinggi, karna biaya pendidikan yang semakin mahal. 

Bisa dikatakan Pemuda memiliki Sosialisasi yang tinggi yang dapat berperan penting

dilingkungan masyarakat kuhususnya bersosialisai untuk menjadi penengah didalam lingkungan

sekitar maupun secara luas.

2.     Pemuda dan Identitas

1.       pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda

Pola Dasar Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda ditetapkan oleh Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Nomor:0323/U/1978 tanggal 28 Oktober 1978. Maksud dari Pola Pembinaan dan Pengembangan

 Generasi Muda adalah agar semua pihak yang turut serta dan berkepentingan dalam

penanganannya benar-benar menggunakan sebagai pedoman sehingga pelaksanaannya dapat

terarah, menyeluruh dan terpadu serta dapat mencapai sasaran dan tujuan yang dimaksud.

Pola dasar Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda disusun berlandaskan:

1.      Landasan IDIIL                         : Pancasila

2.      Landasan Konstitusional           : Undang-Undang Dasar 1945

3.      Landasan Strategis                      : Garis-Garis Besar Haluan Negara

4.      Landasan Historis                       : Sumpah Pemuda Th. 1928 dan    
 
                                                               Proklamasi Kemerdekaan 17-8-45

5.      Landasan Normatif                     : Etika, tata nilai dan tradisi luhur yang hidup dalam masyarakat

2.       pengertian pokok pembinaan dan pengembangan generasi muda

Pengertian pokok pembinaan dan pengembangan generasi muda terbagi dua, yaitu :

a)       Generasi Muda sebagai subyek pembinaan dan pengembangan adalah mereka yang telah

memiliki bekal-bekal dan kemampuan serta landasan untuk dapat mandiri dalam keterlibatannya

secara fungsional bersama potensi lainnya, guna menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi

bangsa dalam rangka kehidupan berbangsa dan bernegara serta pembangunan nasional.

b)      Generasi muda sebagai subyek pembinaan dan pengembangan adalah mereka yang masih
memerlukan pembinaan dan pengembangan ke arah pertumbuhan potensi dan kemampuan-

kemampuannya ke tingkat yang optimal dan belum dapat  bersikap mandiri yang melibatkan

secara fungsional.


3.       masalah-masalah generasi muda

Berbagai permasalahan generasi yang muncul pada saat ini antara lain :
a.        Menurunnya jiwa idealisme, patriotisme, dan nasionalisme dikalangan masyarakat, termasuk

jiwa pemuda.
b.      Kekurangpastian yang dialami oleh generasi muda terhadap masa depannya.
c.      Belum seimbangnya antara jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang tersedia,
      baik formal dan informal. Tinggimya jumlah putus sekolah yang tidak hanya merugikan generasi
      muda sendiri, tetapi juga merugikan bangsa.
d.      Kekurangan lapangan dan kesempatan kerja serta tingginya tingkat pengangguran dan setengah
       pengangguran dikalangan generasi muda mengakibatkan berkurangnya produktivitas nasional
      dan memperlambat kecepatan laju perkembangan pembangunan nasional serta dapat
      menimbulkan berbagai problem sosial lainnya.
e.       Kurangnya gizi yang menghambat perkembangan kecerdasan, dan pertumbuhan.
f.       Masih banyaknya perkawinan dibawah umur.
g.      Pergaulan bebas yang membahayakan sendi-sendi moral bangsa.

Dalam rangka memecahkan permasalahan generasi muda diatas, diperlukan usaha-usaha
terpadu, terarah dan berencana dari seluruh potensi nasional dengan melibatkan generasi muda
sebagai subjek pembangunan. Organisasi-organisasi pemuda yang telah berjalan baik merupakan
potensi yang siap untuk dilibatkan dalam kegiatan pembangunan nasional.


4.      potensi-potensi generasi muda
Potensi-potensi yang terdapat pada generasi muda yang perlu dikembangkan adalah
sebagai berikut :



1) Idealisme dan Daya Kritis

            Secara sosiologis generasi muda belum mapan dalam tatanan yang ada, sehingga ia dapat
melihat kekurangan dalam tatanan dan secara wajar mampu mencari gagasan baru.
Pengejawantahan idealisme dan daya kritis perlu dilengkapi landasan rasa tanggung jawab yang seimbang.

2) Dinamika dan Kreativitas

            Adanya idealisme pada generasi muda, menyebabkan mereka memiliki potensi
kedinamisan dan kreativitas, yakni kemampaun dan kesediaan untuk mengadakan perubahan,
pembaharuan, dan penyempurnaan kekurangan yang ada ataupun mengemukakan gagasan yang
baru.

3) Keberanian Mengambil Resiko

            Perubahan dan pembaharuan termasuk pembangunan, mengandung resiko dapat meleset,
terhambat atau gagal. Namun, mengambil resiko itu diperlukan jika ingin memperoleh kemajuan.
Generasi muda dapat dilibatkan pada usaha-usaha yang mengandung resiko. Untuk itu
diperlukan kesiapan pengetahuan, perhitungan, dan keterampilan dari generasi muda sehingga
mampu memberi kualitas yang baik untuk berani mengambil resiko.
4.       tujuan pokok sosialisasi
Tujuan sosialisasi ada 4 yaitu:
1.      Memberikan ketrampilan terhadap seseorang agar mampu mengimbangi hidup bermasyarakat.
2.      Mengembangkan kemampuan berkomunikasi secara efektif.
3.      Membantu mengendalikan fungsi – fungsi organic yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
Membiasakan diri dengan berprilaku sesuai dengan nilai – nilai dan kepercayaan pokok yang
 ada dimasyarakat.
3.     Perguruan dan Pendidikan
1.      pengertian pendidikan dan perguruan tinggi
Arti penting dari pendidikan adalah sebagai upaya untuk terciptanya kualitas sumber
daya manusia, sebagai prasarat utama dalam pembangunan. Suatu bangsa akar berhasil dalam
pembangunannya secara ‘self propelling’ dan tumbuh menjadi bangsa yang maju apabila telah
berhasil memenuhi minimum jumlah dan mutu (termasuk relevansi dengan pembangunan) dalam
pendidikan penduduknya. Modernisasi Jepang agaknya merupakan contoh prototipe dalam
hubungan ini.

           Masalah pendidikan bukan saja masalah pendidikan formal, tetapi pendidikan membentuk
manusia-manusia membangun. Dan untuk itu diperlukan kebijaksanaan terarah dan terpadu di
dalam menangani masalah pendidikan ini. Rendahnya produktivitas rata-rata penduduk,
banyaknya jumlah pencari kerja, “Under utilized population”, kurangnya semangat
kewiraswastaan, merupakan hal-hal yang memerlukan perhatian yang sungguh-sungguh.
Sebab hal itu semua akan berarti belum terlepasnya Indonesia dari belenggu
keterbelakangan dan kemiskinan sebagaimana diharapkan pendidikan yang dapat
mengembangkan semangat “inner will peningkatan kemampuan diri dan bangsa” yang terpencar
dalam pembangunan pendidikan mental, intelektuan dan profesional bagi seluruh penduduk dan
pemuda Indonesia
Sebagai satu bangsa yang menetapkan Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa dan
negara Indonesia, maka pendidikan nasional yang dibutuhkan adalah pendidikan dengan dasar
dan dengan tujuan menurut Pancasila. Dalam implementasinya, pendidikan tersebut diarahkan
menjadi pendidikan pembangunan, satu pendidikan yang akan membina ketahanan hidup bangsa,
baik secara fisik maupun secara ideologis dan mental. Melalui pendidikan itu diharapkan bangsa
Indonesia akan mampu membebaskan diri dari belenggu kemiskinan dan keterbelakangan,
melalui suatu alternatif pembangunan yang lebih baik, serta menghargai kemajuan yang antara
lain bercirikan perubahan yang berkesinambungan.
Untuk itu maka diperlukan adanya perubahan-perubahan secara mendasar dan mendalam
yang menyangkut persepsi, konsepsi serta norma-norma kependidikan dalam kaitannya
dengan cita-cita bermasyarakat Pancasila. Dalam hal ini kiranya pemerintah telah cukup berhasil
dalam menegakkan landasan-landasan ideal serta landasan koseptual terhadap pembaharuan
pendidikan menuju sistem pendidikan nasional yang tepat arah dan tepat guna.
2.      Pengembangan Potensi Generasi Muda
Generasi muda memiliki peranan penting dalam memajukan dan meningkatkan pembangunan. Begitu banyak potensi yang dimiliki oleh generasi muda, mereka mampu berkarya dan berekspresi dengan bebas ,tetapi masih dalam lingkup yang sewajarnya dan tidak menyalahi aturan. Pengembangan potensi tersebut dapat dimulai dari lingkungan keluarga, orang tua dapat mengembangkan potensi anak mereka sejak berusia balita, orang tua dapat mengarahkan apa dan kemana potensi yang dimiliki oleh anak mereka sehingga lahirlah generasi muda yang memiliki potensi sesuai minat masing-masing anak.
     Generasi muda dapat mengembangkan potensi mereka melalui hoby atau kesenangan masing-masing, contohnya jika anak menyukai musik maka ia bisa mengembangkan potensinya dengan membuat sebuah band atau mengikuti kursus bermain musik sehingga potensi anak tersebut redup tanpa ada perkembangan.
Potensi generasi muda juga dapat membangun rasa bangga pada diri sendiri. Keluarga dan negara juga merasa bangga atas potensi yang dimiliki oleh anggota keluarga atau sebagai masyarakat. Tapi bagaimana jika generasi muda saat ini mengisi hari mereka dengan hanya menghabiskan uang orang tua dengan membeli barang-barang yang tidak terlalu dibutuhkan, Sex di luar nikah, penyalahgunaan obat narkotika tak dapat dihindari, mabuk-mabukan (minum-minuman keras), dan masih banyak lagi hal-hal lain yang sangat menyedihkan. Disinilah peran orang tua sangat dibutuhkan orang tua dapat mengarahkan sejak dini kemana arah yang paling tepat dan baik untuk perkembangan anak mereka sehingga generasi muda dapat memiliki potensi yang sangat berguna bagi nusa dan bangsa.
Di negara-negara maju, salah satu di antaranya adalah Amerika Serikat, para mahasiswa sebagai bagian generasi muda, didorong, dirangsang dengan berbagai motivasi dan dipacu untuk maju dalam berlomba menciptakan suatu ide / gagasan yang harus diwujudkan dalam suatu bentuk barang, dengan berorientasi pada teknologi mereka sendiri.

3.      Alasan untuk berkesempatan mengenyam pendidikan tinggi
Pembicaraan tentang generasi muda/pemuda, khususnya yang berkesempatan

mengenyam pendidikan tinggi menjadi penting , karena berbagai alasan.

Pertama, sebagai kelompok masyarakat yang memperoleh pendidikan terbaik, mereka

memiliki pengetahuan yang luas tentang masyarakatnya, karena adanya kesempatan untuk

terlibat di dalam pemikiran,pembicaraan serta penelitian tentang berbagai masalah yang ada

dalam masyarakat. Kesempatan ini tidak tidak dimiliki oleh generasi muda pemuda pada

umumnya. Oleh karena itu, sungguh pun berubah-ubah, namun mahasiswa termasuk yang

terkemuka di dalam memberikan perhatian terhadap masalah-masalah yang dihadapi oleh

masyarakat secara nasional.

Kedua, sebagai kelompok masyarakat yang paling lama di bangku sekolah, maka

mahasiswa mendapatkan proses sosiaslisasi terpanjang secara berencana dibandingkan dengan

generasi muda/pemuda lainnya. Melalui berbagai mata pelajaran seperti PMP, Sejarah, dan

Antropologi maka berbagai masalah kenegaraan dan kemasyarakatan dapat diketahui.

Ketiga, mahasiswa yang berasal dari berbagai etnis dan suku bangsa dapat menyatu

dalam bentuk terjadinya akulturasi sosial dan budaya. Hal ini akan memperkaya khasanah

kebudayaannya , sehingga mampu melihat Indonesia secara keseluruhan.

Keempat, mahasiswa sebagai kelompok yang akan memasuki lapisan atas dari susunan

kekuasaan, struktur perekonomian dan prestise di dalam masyarakat, dengan sendirinya

merupakan elite di kalangan generasi muda/pemuda, umumnya mempunyai latar belakang sosial,

ekonomi, dan pendidikan lebih baik dari keseluruhan generasi muda lainnya. Dan adalah jelas

bahwa mahasiswa pada umumnya mempunyai pandangan yang lebih luas dan jauh ke depan

serta keterampilan berorganisasi yang lebih baik dibandingkan generasi muda lainnya.












                                                          

  TUGAS IV
MASALAH INDIVIDU KELUARGA DAN MASYARAKAT
A.    INDIVIDU
Dalam bahasa latin individu berasal dari kata individuum,yang artinya tak berbagi. Dalam bahasa
inggris individu berasal dari kata in dan divided. Yang artinya tidak berbagi.jadi individu artinya tidak terbagi atau satu kesatuan. Manusia sebagai makhluk individu memliki unsur jasmani dan rohani,unsur fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan manusia individu manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya.individu mengandung arti bahwa unnsur yang ada dalam diri individu tidak terbagi. jadi sebutan individu hanya tepat bagi manusia yang memiliki keutuhan jasmani dan rohani, keutuhan fisik dan psikisnya, keutuhan raga dan jiwanya.
walaupun secara umum manusia itu memiliki perangkat fisik yang sama, tetapi jika perhatian kita tunjukan pada perhatian yang lebih detail, maka akan terdapat perbedaan.perbedaan itu terletak pada bentuk, ukuran, sifat.seorang individu adalah perpaduan antara genotif dan fenoti genotid adalah faktor yang di bawa individu sejak lahir, ia merupakan faktor keturunan dibawa sejak lahir. berupa sifat atau karakter kita yang mirip orang tua kita. Kalau seorang individu memiliki ciri fisik dan karakter atau sifat yang di bawa sejak lahir, ia juga memiliki ciri fisik dan karakter atau sifat yang di pengaruhi oleh faktor lingkungan (fenotipe). faktor lingkungan ikut berperan dalam pembentukan karakteristik yang khas dari seseorang. Karakteristik khas dari seseorang ini sering kita sebut dengan kepribadian.
Menurut Sumatmadja Nursyd (dalam ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR: Tahun 2005) kepribadian adalah seluruh prilaku indivudu yang merupakan hasil interaksi antara potensi- potensi biopsikofisikal (fisik dan psikis) yang terbawa sejak lahir dengan rangkaian situasi lingkungan, yang terungkap pada tindakan dan perbuatan serta reaksi mental pskologisnya, jika mendapat rangsangan dari lingkungan. Setiap orang memiliki kepribadian yang membedakan dirinya dengan yang lain, kepribadian seseorang itu di pengaruhi oleh factor genotype dan fenotipe yang saling berinteraksi terus-menerus selain individu, kelompok sosial yang lebih besar seperti keluarga memiliki ciri ,karakteristik, kebiasaan yang berbeda-beda pula.

B.                 KELUARGA
Keluarga adalah suatu kelompok yang terdiri dari beberapa individu yang terikat dengan adanya hubungan perkawinan atau darah. Keluarga yang terdiri dari Ayah, ibu dan anak biasanya di sebut dengan keluarga inti. Keluarga ini memiliki fungsi dimana individu-individu itu pada dasarnya dapat menikmati bantuan utama dari sesamanya,serta keamanan dalam hidupnya.
Selain itu dalam keluarga inti, anak-anak yang masih belum berdaya mendapat pengasuhan dan pendidikan pertama kali, Mattewatie anna ( dalam Kuntjraningrat1990 :110) Namun menurut sebagian masyarakat bahwa yang disebut keluarga tidak hanya terdiri dari ayah, ibu dan anak akan tetapi orang yang hidup serumah bisa saja di sebut keluarga dengan ada atau tidaknya hubungan darah.
Dalam suatu keluarga, apa lagi keluarga itu tidak terdiri dari ayah-ibu dan anak masih ada orang lain yang hidup bersama dalam satu rumah, maka dirasa cukup rawan konflik. Ini tentunya dalam keluarga tersebut ada aturan-aturan tertentu yang harus di patuhi, namun belum tentu diterima oleh anggota di keluarga inti. Pada kehidupan keluarga inti terdapat berbagai macam norma atau aturan yang terkandung di dalamnya. Nilai-nilai itu seperti: keagamaan, sopan santun (tata karma), sosialisasi, pendidikan, kejujuran dan lainnya.

C.     Masyarakat
Hubungan di lingkungan masyarakat yang terjalin dengan baik merupakan hasil dari hubungan
yang baik antara individu dengan individu dan di dalam hubungan keluarga. Sama seperti keluarga, masyarakat merupakan media untuk mengekspresikan segala hal yang berhubungan dengan masalah-masalah sosial. Individu pun tidak akan bisa berjalan dengan baik tanpa adanya masyarakat. Masyarakat adalah sekumpulan individu yang mengadakan kesepakatan bersama untuk secara bersama-sama mengelola kehidupan.
Terdapat berbagai alasan mengapa individu-individu tersebut mengadakan kesepakatan untuk membentuk kehidupan bersama. Alasan-alasan tersebut meliputi alasan biologis, psikologis, dan sosial. Pembentukan kehidupan bersama itu sendiri melalui beberapa tahapan yaitu interaksi, adaptasi, pengorganisasian tingkah laku, dan terbentuknya perasaan kelompok. Setelah melewati tahapan tersebut, maka terbentuklah apa yang dinamakan masyarakat yang bentuknya antara lain adalah masyarakat pemburu dan peramu, peternak, holtikultura, petani, dan industri.
Di dalam tubuh masyarakat itu sendiri terdapat unsur-unsur persekutuan sosial, pengendalian
sosial, media sosial, dan ukuran sosial. Pengendalian sosial di dalam masyarakat dilakukan melalui beberapa cara yang pada dasarnya bertujuan untuk mengontrol tingkah laku warga masyarakat agar tidak menyeleweng dari apa yang telah disepakati bersama. Walupun demikian, tidak berarti bahwa apa yang telah disepakati bersama tersebut tidak pernah berubah. Elemen-elemen di dalam tubuh masyarakat selalu berubah di mana cakupannya bisa bersifat mikro maupun makro.





DAFTAR PUSTAKA