Hello teman-teman! Kali ini saya akan mengulas mengenai
pencitraan dalam puisi. Pencitraan dalam puisi sendiri adalah penggambaran
indra yang terdapat dalam puisi, seperti halnya indra penglihatan, penciuman,
perabaan, pendengaran, dan pergerakan. Biasanya penyair menggambarkan
pengindraan lewat kata-kata baik itu secara tersirat atau pun tersurat.
Pencitraaan tersebut bertujuan agar pembaca dapat ikut merasakan apa yang
penyair tuliskan.
Berikut saya akan jabarkan jenis pencitraan dalam puisi :
1. Citraan penglihatan
Citraan penglihatan merupakan gambaran atau imaji yang
membuat pembaca seolah-olah melihat peristiwa yang di tuliskan dalam puisi.
Kata –kata yang menggambarkan citraan penglihatan misalnya, ‘matanya merah
menyala nampak dalam kegelapan’ .
2. Citraan pendengaran
Citraan pendengaran adalah gambaran penyair yang tertuang
dalam puisi yang menguraikan atau menjelaskan bunyi suara. Pencitraan ini juga
biasa disebut pencitraan auditif, dan penyair yang gemar menggunakan pencitraan
ini disebut penyair auditif. Misalnya, ‘gemericik air sungai menyapaku pagi
ini’
3. Citraan penciuman
Citraan penciuman adalah uraian bau-bau an yang digambarkan
lewat kata-kata. Misalnya, ‘bau embun pagi senantiasa menyejukkan hati’
4. Citraan perabaan
Citraan perabaan adalah gambaran mengenai sentuhan dalam
puisi. Misalnya, ‘tangan ibu terasa berpeluh setelah seluruh tenaga tumpah
terkuras, hanya demi satu tujuan, agar anakmu bahagia’
5. Citraan pergerakan
Pencitraan ini melibatkan unsur gerak tubuh hingga kejadian
yang digambarkan terkesan bergerak. Misalnya, ‘tangan bayi mungil itu
meninju-ninju langit seolah ialah yang paling perkasa’
No comments:
Post a Comment