MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR
DI SUSUN OLEH
SARI DEVI
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmat-Nya
saya dapat menyelesaikan tugas Ilmu
Sosial Dasar ini. ilmu Sosial Dasar
adalah ilmu
pengetahuan yang mempelajari tentang
masalah-masalah sosial di dalam sebuah
masyarakat yang diharapkan dapat
memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum
tentang konsep-konsep yang dikembangkan
untuk mengkaji masalah manusia .
Tujuan
Tujuan Ilmu
Sosial Dasar
a. Tujuan umum diselenggarakannya mata
kuliah Ilmu Sosial Dasar ialah pembentukan dan
pengembangan kepribadian serta perluasan wawasan perhatian, pengetahuan,
dan pemikiran mengenai berbagai gejala yang ada dan timbul dalam lingkungannya,
khususnya gejala berkenaan dengan masyarakat dengan orang lain, agar daya
tanggap, presepsi, dan penalaran berkenaan dengan lingkungan social dapat
dipertajam.
Ruang
Lingkup Ilmu Sosial Dasar
Ilmu sosial
dasar mencakup masalah-masalah sosial yang timbul didalam sebuah masyarakat.
Untuk menelaah masalah-masalah sosial tersebut hendaknya terlebih dahulu dapat
mengidentifikasi kenyataan-kenyataan sosial dan memahami sejumlah konsep sosial
tersebut. Sehingga ilmu sosial dasar dapat dibedakan atas tiga golongan besar
yaitu :
·
Kenyataan-kenyataan
sosial yang ada didalam masyarakat, yang secara bersama-sama merupakan masalah
sosial tertentu.
·
Konsep-konsep
sosial atau pengertian-pengertian tentang kenyataan-kenyataan sosial dibatasi
pada konsep dasar atau elementer saja yang sangat diperlukan untuk mempelajari
masalah-masalah sosial yang dibahas pada ilmu sosial.
·
Masalah-masalah
sosial yang timbul dalam masyarakat, biasanya terlibat dalam berbagai
kenyataan-kenyataan sosial yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan satu
sama lain.
Berikut masalah-masalah sosial di masyarakat yang akan kita bahas :
I.
Hubungan sosial di lingkungan
masyarakat
II.
Masalah Individu, Sosial dan Masyarakat
III.
Masalah Pemuda dan sosial
IV.
Masalah Individu Keluarga dan Masyarakat
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………I
DAFTAR ISI
TUGAS I…………………………………………………………………………………….4
Hubungan sosial di lingkungan masyarakat
TUGAS II……………………………………………………………………………………8
Masalah Individu, sosial dan masyarakat
TUGAS III…………………………………………………………………………………..12
Masalah pemuda dan sosial
TUGAS IV…………………………………………………………………………………..25
Masalah individu, keluarga dan masyarakat
DAFTAR PUSTAKA
TUGAS 1
Hubungan sosial di lingkungan masyarakat
- Gotong Royong
Diatas
merupakan contoh Gotong Royong atau “Kerja Bakti” yang ada di Sekolah, gotong
royong merupakan contoh yang baik dalam masyrakat apalagi dalam kenyamanan
lingkungan. Karena dengan adanya gotong royong semua orang akan saling membantu
satu sama lain, dan manfaatnyapun banyak sekali seperti pekerjaan lebih cepat
selesai, lebih mudah dikerjakan, hasilnyapun akan memuaskan bila dikerjakan
bersama-sama.
- Saling Menghormati
Diatas
merupakan contoh saling menghormati dengan cara berjabat tangan yang benar.
Terlihat sang guru tersenyum saat berjabat tangan dengan muridnya, banyak
sekali manfaat dari saling menghormati seperti, seseorang yang dihormati akan
merasa dirinya dihargai dan ditinggikan derajatnya, dan untuk orang yang
menghormati akan dinilai bahwa orang tersebut mempunyai sopan santun dan
tatakrama yang baik dalam bersosial.
- Musyawarah
Diatas
merupakan contoh musyawarah yang ada di sebuah desa, musyawarah biasa disebutkan
musyawarah untuk menuju mufakat, memang betul begitu , bermusayawarah adalah
cara masyarakat mendiskusikan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama dan diambil
keputusan secara bersama-sama agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan.
TUGAS II
Masalah individu, sosial dan
masyarakat
A. Individu
Kata “ Individu” berasal dari kata latin, yaitu individuum,
berarti “yang tak terbagi”. Jadi merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai
untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Arti lainnya
adalah sebagai pengganti “orang seorang” atau manusia perorangan. Disini
terlihat bahwa sifat dan fungsi manusia, sebagaimana ia hidup di tengah-tengah
individu lain dalam masyarakat. Individu adalah seorang manusia yang tidak
hanya memiliki peranan khas di dalam lingkungan sosialnya,malainkan juga
mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Terdapat tiga
aspek yang melekat sebagai persepsi terhadap individu, yaitu aspek organik
jasmaniah, aspek psikis-rohaniah, dan aspek-sosial yang bila terjadi
kegoncangan pada suatu aspek akan membawa akibat pada aspek yang lainnya.
Individu dalam tingkah laku menurut pola pribadinya ada 3 kemungkinan: pertama
menyimpang dari norma kolektif kehilangan individualitasnya, kedua takluk
terhadap kolektif, dan ketiga memengaruhi masyarakat (Hartomo, 2004: 64).
Individu
bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi,
melainkan sebagai kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia perorangan,
dapat kita uraikan, bahwa individu adalah seorang manusia yang tidak hanya
memiliki peranan khas di dalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai
kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya.
Makna
manusia menjadi individu apabila pola tingkah lakunya hampir identik dengan
tingkah laku massa yang bersangkutan. Proses yang meningkatkan ciri-ciri
individualitas pada seseorang sampai pada ia adalah dirinya sendiri, disebut
proses individualisasi atau aktualisasi diri.
Manusia
sebagai individu memiliki tugas pada dirinya sendiri yaitu;
- Menuntut ilmu pengetahuan, merekayasa teknologi serta memanfaatkannya untuk kemakmuran dan kesejahteraan. Kesadaran tersebut mendorongnya untuk terus belajar. Proses belajar berarti proses perubahan sikap dan perilaku dengan mendapatkan pengalaman dan pelatihan.
- Menghiasi diri dan budi pekerti dengan baik serta akhlak yang terpuji, setiap tindakan dan perbuatan dalam kehidupan bermasyarakat selalu bercermin pada keindahan dan keelokan budi pekerti maka akan tercipata kesejukan dalam kehidupan bermasyarakat.
Individu
tidak akan jelas identitasnya tanpa adanya suatu masyarakat yang menjadi
latar belakang keberadaanya. Individu berusaha mengambil jarak dan memproses
dirinya untuk membentuk perilakunya yang selaras dengan keadaan dan kebiasaan
yang sesuai dengan perilaku yang telah ada pada dirinya.
Manusia
sebagai individu salalu berada di tengah-tengah kelompok individu yang
sekaligus mematangkannya untuk menjadi pribadi yang prosesnya memerlukan
lingkungan yang dapat membentuk pribadinya. Namun tidak semua lingkungan
menjadi faktor pendukung pembentukan pribadi tetapi ada kalanya menjadi
penghambat proses pembentukan pribadi.
B. Sosial
Sosial merupakan segala perilaku
manusia yang menggambarkan hubungan nonindividualis. Istilah tersebut menggambarkan
bahwa manusia adalah makluk sosial, tidak bisa hidup sendiri. Manusia sejatinya
membutuhkan kelompok, baik itu dalam hal keluarga, teman, pasangan hidup dan
lain sebagainya.
C. Masyarakat
Dalam bahasa Inggris masyarakat disebut juga society, asal
katanya socius yang berarti kawan. Adapun kata “masyarakat”
berasal dari bahasa Arab, yaitu syirk, artinya bergaul. Adanya
saling bergaul ini tentu karena ada bentuk-bentuk aturan hidup, yang bukan
disebabkan oleh manusia sebagai perseorangan, melainkan oleh unsur-unsur lain
dalam lingkungan sosial yang merupakan kesatuan.
Masyarakat
adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan kehidupan,
norma-norma, adat istiadat yang sama-sama ditaati dalam lingkungannya.
Tatanan
kehidupan, norma-norma yang mereka miliki itulah yang dapat menjadi dasar
kehidupan sosial dalam lingkungan mereka, sehingga dapat membentuk suatu
kelompok manusia yang memiliki ciri-ciri kehidupan yang khas.
Menilik
kenyataan di lapangan,suatu kelompok masyarakat dapat berupa suatu suku bangsa.
Bisa juga berlatar belakang suku.Dalam pertumbuhan dan perkembangan suatu
masyarakat, dapat digolongkan menjadi masyarakat sederhana dan masyarakat maju
(masyarakat modern).
- Masyarakat sederhana. Dalam lingkungan masyarakat sederhana (primitif) pola pembagian kerja cenderung dibedakan menurut jenis kelamin. Pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin, nampaknya berpangkal tolak dari kelemahan dan kemampuan fisik antara seorang wanita dan pria dalam menghadapi tantangan alam yang buaspada saat itu. Kaum pria melakukan pekerjaan yang berat-berat seperti berburu, menangkap ikan di laut, menebang pohon, berladang dan berternak. Sedangkan kaum wanita melakuakan pekerjaann yang ringan-ringan seperti mengurus rumah tangga, menyusui dan mengasuh anak-anak ,merajut, membuat pakaian, dan bercocok tanam.
- Masyarakat Maju. Masyarakat maju memiliki aneka ragam kelompok sosial, atau lebih dikenal dengan kelompok organisasi kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang berdasarkan kebutuhan serta tujuan tertentu yang akan dicapai.
Organisasi
kemasyarakatan tumbuh dan berkembang dalam lingkungan terbatas sampai pada
cakupan nasional, regional maupun internasional.
Tugas
manusia sebagai anggota masyarakat;
- Saling tolong menolong dan bantu membantu dalam kebajikan
- Ikut meringankan beban kesengsaraan orang lain
- Menjaga dan memelihara keamanan, ketentraman dan ketertiban lingkungan dan masyarakat
- Menghindari perkataan dan tindakan yang menyakitkan orang lain sehingga tercipta ketergantungan yang saling menguntungkan.
TUGAS III
Masalah pemuda dan sosial
A. pengertian pemuda
Pemuda adalah generasi penerus dari
generasi terdahulu. Anggapan itu merupakan beban
moral yang ditanggung bagi pemuda
untuk memenuhi tanggung jawab yang diberikan generasi
tua. Selain memikul beban tersebut
pemuda juga dihadapkan persoalan-persoalan diantaranya
kenakalan remaja, ketidak patuhan
pada orang tua/guru, kecanduan narkotika, frustasi, masa
depan suram, keterbatasan lapangan
kerja dan masalah lainnya. Seringkali pemuda dibenturkan
dengan “nilai” yang telah ada jika
mereka berkelakuan di luar nilai tersebut.
Proses kehidupan yang dialami oleh
para pemuda Indonesia tiap hari baik di lingkungan
keluarga, sekolah, maupun masyarakat membawa
pengauh yang besar pula dalam membina
sikap untuk dapat hidup di
masyarakat. Proses demikian itu bisa disebut dengan istilah
sosialisasi, proses sosialisasi itu
berlangsung sejak anak ada di dunia dan terus akan berproses
hingga mencapai titik kulminasi.Secara internasional,WHO menyebut sebagai” young
people” dengan
batas usia 10-24 tahun, sedangkan usia
10-19 tahun disebut ”adolescenea” atau remaja. International
Youth Year yang diselenggarakan tahun
1985, mendefinisikan penduduk berusia 15-24 tahun sebagai
kelompok pemuda.Definisi yang kedua,
pemuda adalah individu dengan karakter yang dinamis, bahkan
bergejolak dan optimis namun belum
memiliki pengendalian emosi yang stabil. Pemuda menghadapi
masa perubahan sosial maupun kultural.
Sedangkan menurut draft RUU Kepemudaan, Pemuda adalah mereka yang berusia antara 18 hingga 35
tahun. Menilik dari sisi usia maka
pemuda merupakan masa perkembangan secara biologis dan
psikologis. Oleh karenanya pemuda selalu
memiliki aspirasi yang berbeda dengan aspirasi masyarakat
secara umum. Dalam makna yang positif
aspirasi yang berbeda ini disebut dengan semangat
pembaharu.Dalam kosakata bahasa
Indonesia, pemuda juga dikenal dengan sebutan generasi muda dan
kaum muda. Seringkali terminologi
pemuda, generasi muda, atau kaum muda memiliki definisi beragam.
Definisi tentang pemuda di atas lebih
pada definisi teknis berdasarkan kategori usia sedangkan definisi
lainnya lebih fleksibel. Dimana pemuda/
generasi muda/kaum muda adalah mereka yang memiliki
semangat pembaharu dan progresif.
B.
Pengertian
sosialisasi
Sosialisasi diartikan sebagai sebuah
proses seumur hidup bagaimana seorang individu
mempelajari kebiasaan-kebiasaan yang
meliputi cara-cara hidup, nilai-nilai, dan norma-norma
social yang terdapat dalam
masyarakat agar dapat diterima oleh masyarakatnya. Berikut
pengertian sosialisasi menurut para ahli
:
1)
Charlotte Buhler
Sosialisasi adalah proses yang
membantu individu-individu belajar dan menyesuaikan diri,
bagaimana cara hidup, dan berpikir
kelompoknya agar ia dapat berperan dan berfungsi dengan
kelompoknya.
2)
Peter Berger
Sosialisasi adalah suatu proses dimana seseorang menghayati serta memahami norma-norma
dalam
masyarakat tempat tinggalnya sehingga akan membentuk kepribadiannya.
3)
Paul B. Horton
Sosialisasi adalah suatu proses dimana seseorang menghayati serta memahami norma-norma
dalam masyarakat tempat tinggalnya
sehingga akan membentuk kepribadiannya.
4)
Soerjono Soekanto
Sosialisasi adalah proses mengkomunikasikan kebudayaan kepada warga masyarakat yang baru.
A. proses sosialisasi
Menurut George Herbert Mead,
sosialisasi yang dialami seseorang dapat dibedakan
dalam tahap-tahap sebagai berikut.
1)
Tahap persiapan (Preparatory Stage)
Tahap ini dialami manusia sejak dilahirkan, ketika seorang anak mempersiapkan diri untuk
mengenal dunia sosialnya, termasuk
untuk memperoleh pemahaman tentang diri. Pada tahap ini
juga anak-anak mulai melakukan
kegiatan meniru meski tidak sempurna. Contoh: Kata “makan”
yang diajarkan ibu kepada anaknya
yang masih balita. Makna kata tersebut juga belum dipahami
dengan tepat oleh anak.
Lama-kelamaan anak memahami secara tepat makna kata “makan”
tersebut dengan cara
menghubungkannya dengan kenyataan yang dialaminya.
2)
Tahap meniru (Play Stage)
Tahap ini ditandai dengan:
Semakin sempurnanya seorang anak menirukan peran-peran yang dilakukan oleh orang dewasa.
Mulai terbentuk kesadaran tentang nama diri dan siapa nama orang tua, kakak, dan sebagainya.
Anak mulai menyadari tentang apa yang dilakukan seorang ibu dan apa yang diharapkan seorang
ibu dari anak. Dengan kata lain, kemampuan
untuk menempatkan diri pada posisi orang lain
juga mulai terbentuk pada tahap ini.
Kesadaran bahwa dunia sosial manusia berisikan banyak orang. Sebagian dari orang tersebut
merupakan orang-orang yang dianggap
penting bagi pembentukan dan pertahanan diri, yakni
dari mana anak menyerap norma dan
nilai (Significant other).
3)
Tahap siap bertindak (Game Stage)
Peniruan yang dilakukan sudah mulai berkurang dan digantikan oleh peran yang secara
langsung dimainkan sendiri dengan
penuh kesadaran. Kemampuannya menempatkan diri pada
posisi orang lain pun meningkat
sehingga memungkinkan adanya kemampuan bermain secara
bersama-sama. Dia mulai menyadari adanya
tuntutan untuk bekerja sama dengan teman-
temannya. Pada tahap ini lawan
berinteraksi semakin banyak dan hubungannya semakin
kompleks. Individu mulai berhubungan
dengan teman-teman sebaya di luar rumah. Peraturan-
peraturan yang berlaku di luar
keluarganya secara bertahap juga mulai dipahami. Bersamaan
dengan itu, anak mulai menyadari
bahwa ada norma tertentu yang berlaku di luar keluarganya.
4)
Tahap penerimaan norma kolektif
(Generalized Stage)
Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Dia sudah dapat menempatkan dirinya pada
posisi masyarakat secara luas.
Dengan kata lain, ia dapat bertenggang rasa tidak hanya dengan
orang-orang yang berinteraksi
dengannya tapi juga dengan masyarakat luas. Manusia dewasa
menyadari pentingnya peraturan,
kemampuan bekerja sama bahkan dengan orang lain yang tidak
dikenalnya secara mantap. Manusia
dengan perkembangan diri pada tahap ini telah menjadi
warga masyarakat dalam arti
sepenuhnya.
D.
peranan
sosial mahasiswa dan pemuda di masyarakat
Peranan Sosial Mahasiswa bisa
dikatakan pemuda yang aktif dan berintelektual yang
akan berperan sebagai generasi yang
diharapkan akan meneruskan generasi sebelumnya, yang
akan membangun negaranya menjadi
lebih baik (maju). Sedangkan Pemuda adalah sesorang
Individu atau kelompok yang berperan
aktif didalam masyarakat dan bisa dikatakan
Mahasiswa atau tidak,
karena belum semua pemuda yang berintelektual mampu secara ekonomi
untuk menjenjang pendidikan yang
lebih tinggi, karna biaya pendidikan yang semakin mahal.
Bisa dikatakan Pemuda memiliki
Sosialisasi yang tinggi yang dapat berperan penting
dilingkungan masyarakat kuhususnya
bersosialisai untuk menjadi penengah didalam lingkungan
sekitar maupun secara luas.
2.
Pemuda dan
Identitas
1. pola dasar pembinaan dan
pengembangan generasi muda
Pola Dasar Pembinaan dan
Pengembangan Generasi Muda ditetapkan oleh Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan dalam
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor:0323/U/1978 tanggal 28 Oktober
1978. Maksud dari Pola Pembinaan dan Pengembangan
Generasi Muda adalah agar semua pihak yang
turut serta dan berkepentingan dalam
penanganannya benar-benar
menggunakan sebagai pedoman sehingga pelaksanaannya dapat
terarah, menyeluruh dan terpadu
serta dapat mencapai sasaran dan tujuan yang dimaksud.
Pola dasar Pembinaan dan
Pengembangan Generasi Muda disusun berlandaskan:
1.
Landasan
IDIIL
: Pancasila
2.
Landasan
Konstitusional :
Undang-Undang Dasar 1945
3.
Landasan
Strategis
: Garis-Garis Besar Haluan Negara
4.
Landasan
Historis
: Sumpah Pemuda Th. 1928
dan
Proklamasi Kemerdekaan 17-8-45
5.
Landasan
Normatif
: Etika, tata nilai dan tradisi luhur yang hidup dalam
masyarakat
2.
pengertian
pokok pembinaan dan pengembangan generasi muda
Pengertian pokok pembinaan dan
pengembangan generasi muda terbagi dua, yaitu :
a)
Generasi Muda sebagai subyek
pembinaan dan pengembangan adalah mereka yang telah
memiliki bekal-bekal dan kemampuan
serta landasan untuk dapat mandiri dalam keterlibatannya
secara fungsional bersama potensi
lainnya, guna menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi
bangsa dalam rangka kehidupan
berbangsa dan bernegara serta pembangunan nasional.
b)
Generasi muda sebagai subyek
pembinaan dan pengembangan adalah mereka yang masih
memerlukan pembinaan dan
pengembangan ke arah pertumbuhan potensi dan kemampuan-
kemampuannya ke tingkat yang optimal
dan belum dapat bersikap mandiri yang melibatkan
secara fungsional.
3.
masalah-masalah generasi muda
Berbagai permasalahan generasi yang muncul pada saat ini
antara lain :
a.
Menurunnya jiwa idealisme,
patriotisme, dan nasionalisme dikalangan masyarakat, termasuk
jiwa pemuda.
b.
Kekurangpastian yang dialami oleh
generasi muda terhadap masa depannya.
c. Belum seimbangnya antara jumlah generasi muda dengan
fasilitas pendidikan yang tersedia,
baik formal dan informal. Tinggimya jumlah putus sekolah yang tidak
hanya merugikan generasi
muda sendiri, tetapi juga merugikan bangsa.
d.
Kekurangan lapangan dan kesempatan
kerja serta tingginya tingkat pengangguran dan setengah
pengangguran dikalangan generasi muda
mengakibatkan berkurangnya produktivitas nasional
dan memperlambat kecepatan laju perkembangan pembangunan nasional serta
dapat
menimbulkan berbagai problem sosial lainnya.
e.
Kurangnya gizi yang menghambat
perkembangan kecerdasan, dan pertumbuhan.
f.
Masih banyaknya perkawinan dibawah
umur.
g.
Pergaulan bebas yang membahayakan
sendi-sendi moral bangsa.
Dalam rangka memecahkan permasalahan
generasi muda diatas, diperlukan usaha-usaha
terpadu, terarah dan berencana dari seluruh potensi nasional
dengan melibatkan generasi muda
sebagai subjek pembangunan. Organisasi-organisasi pemuda
yang telah berjalan baik merupakan
potensi yang siap untuk dilibatkan dalam kegiatan
pembangunan nasional.
4.
potensi-potensi generasi muda
Potensi-potensi yang terdapat pada
generasi muda yang perlu dikembangkan adalah
sebagai berikut :
1) Idealisme dan Daya Kritis
Secara sosiologis generasi muda belum mapan dalam tatanan yang ada, sehingga ia dapat
melihat kekurangan dalam tatanan dan secara wajar mampu
mencari gagasan baru.
Pengejawantahan idealisme dan daya kritis perlu dilengkapi
landasan rasa tanggung jawab yang seimbang.
2) Dinamika dan Kreativitas
2) Dinamika dan Kreativitas
Adanya idealisme pada generasi muda, menyebabkan mereka memiliki potensi
kedinamisan dan kreativitas, yakni kemampaun dan kesediaan
untuk mengadakan perubahan,
pembaharuan, dan penyempurnaan kekurangan yang ada ataupun
mengemukakan gagasan yang
baru.
3) Keberanian Mengambil Resiko
3) Keberanian Mengambil Resiko
Perubahan dan pembaharuan termasuk pembangunan, mengandung resiko dapat meleset,
terhambat atau gagal. Namun, mengambil resiko itu diperlukan
jika ingin memperoleh kemajuan.
Generasi muda dapat dilibatkan pada usaha-usaha yang
mengandung resiko. Untuk itu
diperlukan kesiapan pengetahuan, perhitungan, dan
keterampilan dari generasi muda sehingga
mampu memberi kualitas yang baik untuk berani mengambil
resiko.
4. tujuan pokok sosialisasi
Tujuan sosialisasi ada 4 yaitu:
1. Memberikan ketrampilan terhadap
seseorang agar mampu mengimbangi hidup bermasyarakat.
2. Mengembangkan kemampuan
berkomunikasi secara efektif.
3. Membantu mengendalikan fungsi –
fungsi organic yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
Membiasakan diri dengan berprilaku sesuai
dengan nilai – nilai dan kepercayaan pokok yang
ada dimasyarakat.
3.
Perguruan
dan Pendidikan
1.
pengertian
pendidikan dan perguruan tinggi
Arti penting dari pendidikan adalah
sebagai upaya untuk terciptanya kualitas sumber
daya manusia, sebagai prasarat utama dalam pembangunan.
Suatu bangsa akar berhasil dalam
pembangunannya secara ‘self propelling’ dan tumbuh menjadi
bangsa yang maju apabila telah
berhasil memenuhi minimum jumlah dan mutu (termasuk
relevansi dengan pembangunan) dalam
pendidikan penduduknya. Modernisasi Jepang agaknya merupakan
contoh prototipe dalam
hubungan ini.
Masalah pendidikan bukan saja masalah pendidikan formal, tetapi pendidikan membentuk
Masalah pendidikan bukan saja masalah pendidikan formal, tetapi pendidikan membentuk
manusia-manusia membangun. Dan untuk itu diperlukan
kebijaksanaan terarah dan terpadu di
dalam menangani masalah pendidikan ini. Rendahnya
produktivitas rata-rata penduduk,
banyaknya jumlah pencari kerja, “Under utilized population”,
kurangnya semangat
kewiraswastaan, merupakan hal-hal yang memerlukan perhatian
yang sungguh-sungguh.
Sebab hal itu semua akan berarti
belum terlepasnya Indonesia dari belenggu
keterbelakangan dan kemiskinan sebagaimana diharapkan
pendidikan yang dapat
mengembangkan semangat “inner will peningkatan kemampuan
diri dan bangsa” yang terpencar
dalam pembangunan pendidikan mental, intelektuan dan
profesional bagi seluruh penduduk dan
pemuda Indonesia
Sebagai satu bangsa yang menetapkan Pancasila sebagai
falsafah hidup bangsa dan
negara Indonesia, maka pendidikan nasional yang dibutuhkan
adalah pendidikan dengan dasar
dan dengan tujuan menurut Pancasila. Dalam implementasinya,
pendidikan tersebut diarahkan
menjadi pendidikan pembangunan, satu pendidikan yang akan
membina ketahanan hidup bangsa,
baik secara fisik maupun secara ideologis dan mental.
Melalui pendidikan itu diharapkan bangsa
Indonesia akan mampu membebaskan diri dari belenggu
kemiskinan dan keterbelakangan,
melalui suatu alternatif pembangunan yang lebih baik, serta
menghargai kemajuan yang antara
lain bercirikan perubahan yang berkesinambungan.
Untuk itu maka diperlukan adanya
perubahan-perubahan secara mendasar dan mendalam
yang menyangkut persepsi, konsepsi serta norma-norma
kependidikan dalam kaitannya
dengan cita-cita bermasyarakat Pancasila. Dalam hal ini
kiranya pemerintah telah cukup berhasil
dalam menegakkan landasan-landasan ideal serta landasan
koseptual terhadap pembaharuan
pendidikan menuju sistem pendidikan nasional yang tepat arah
dan tepat guna.
2. Pengembangan Potensi Generasi Muda
Generasi muda
memiliki peranan penting dalam memajukan dan meningkatkan pembangunan. Begitu
banyak potensi yang dimiliki oleh generasi muda, mereka mampu berkarya dan
berekspresi dengan bebas ,tetapi masih dalam lingkup yang sewajarnya dan tidak
menyalahi aturan. Pengembangan potensi tersebut dapat dimulai dari lingkungan
keluarga, orang tua dapat mengembangkan potensi anak mereka sejak berusia
balita, orang tua dapat mengarahkan apa dan kemana potensi yang dimiliki oleh
anak mereka sehingga lahirlah generasi muda yang memiliki potensi sesuai minat
masing-masing anak.
Generasi muda dapat mengembangkan
potensi mereka melalui hoby atau kesenangan masing-masing, contohnya jika anak
menyukai musik maka ia bisa mengembangkan potensinya dengan membuat sebuah band
atau mengikuti kursus bermain musik sehingga potensi anak tersebut redup tanpa
ada perkembangan.
Potensi
generasi muda juga dapat membangun rasa bangga pada diri sendiri. Keluarga dan
negara juga merasa bangga atas potensi yang dimiliki oleh anggota keluarga atau
sebagai masyarakat. Tapi bagaimana jika generasi muda saat ini mengisi hari
mereka dengan hanya menghabiskan uang orang tua dengan membeli barang-barang
yang tidak terlalu dibutuhkan, Sex di luar nikah, penyalahgunaan obat narkotika
tak dapat dihindari, mabuk-mabukan (minum-minuman keras), dan masih banyak lagi
hal-hal lain yang sangat menyedihkan. Disinilah peran orang tua sangat
dibutuhkan orang tua dapat mengarahkan sejak dini kemana arah yang paling tepat
dan baik untuk perkembangan anak mereka sehingga generasi muda dapat memiliki
potensi yang sangat berguna bagi nusa dan bangsa.
Di negara-negara maju, salah satu di antaranya adalah
Amerika Serikat, para mahasiswa sebagai bagian generasi muda, didorong,
dirangsang dengan berbagai motivasi dan dipacu untuk maju dalam berlomba
menciptakan suatu ide / gagasan yang harus diwujudkan dalam suatu bentuk
barang, dengan berorientasi pada teknologi mereka sendiri.
3.
Alasan untuk berkesempatan mengenyam pendidikan tinggi
Pembicaraan tentang generasi
muda/pemuda, khususnya yang berkesempatan
mengenyam pendidikan tinggi menjadi
penting , karena berbagai alasan.
Pertama, sebagai kelompok masyarakat
yang memperoleh pendidikan terbaik, mereka
memiliki pengetahuan yang luas
tentang masyarakatnya, karena adanya kesempatan untuk
terlibat di dalam
pemikiran,pembicaraan serta penelitian tentang berbagai masalah yang ada
dalam masyarakat. Kesempatan ini
tidak tidak dimiliki oleh generasi muda pemuda pada
umumnya. Oleh karena itu, sungguh
pun berubah-ubah, namun mahasiswa termasuk yang
terkemuka di dalam memberikan
perhatian terhadap masalah-masalah yang dihadapi oleh
masyarakat secara nasional.
Kedua, sebagai kelompok masyarakat
yang paling lama di bangku sekolah, maka
mahasiswa mendapatkan proses
sosiaslisasi terpanjang secara berencana dibandingkan dengan
generasi muda/pemuda lainnya.
Melalui berbagai mata pelajaran seperti PMP, Sejarah, dan
Antropologi maka berbagai masalah
kenegaraan dan kemasyarakatan dapat diketahui.
Ketiga, mahasiswa yang berasal dari
berbagai etnis dan suku bangsa dapat menyatu
dalam bentuk terjadinya akulturasi
sosial dan budaya. Hal ini akan memperkaya khasanah
kebudayaannya , sehingga mampu
melihat Indonesia secara keseluruhan.
Keempat, mahasiswa sebagai kelompok
yang akan memasuki lapisan atas dari susunan
kekuasaan, struktur perekonomian dan
prestise di dalam masyarakat, dengan sendirinya
merupakan elite di kalangan generasi
muda/pemuda, umumnya mempunyai latar belakang sosial,
ekonomi, dan pendidikan lebih baik
dari keseluruhan generasi muda lainnya. Dan adalah jelas
bahwa mahasiswa pada umumnya
mempunyai pandangan yang lebih luas dan jauh ke depan
serta keterampilan berorganisasi
yang lebih baik dibandingkan generasi muda lainnya.
TUGAS IV
MASALAH INDIVIDU KELUARGA DAN MASYARAKAT
A. INDIVIDU
Dalam bahasa latin individu berasal dari
kata individuum,yang artinya tak berbagi. Dalam bahasa
inggris
individu berasal dari kata in dan divided. Yang artinya
tidak berbagi.jadi individu artinya tidak terbagi atau satu kesatuan. Manusia
sebagai makhluk individu memliki unsur jasmani dan rohani,unsur fisik dan
psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan manusia individu manakala
unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya.individu mengandung arti bahwa
unnsur yang ada dalam diri individu tidak terbagi. jadi sebutan individu hanya
tepat bagi manusia yang memiliki keutuhan jasmani dan rohani, keutuhan fisik
dan psikisnya, keutuhan raga dan jiwanya.
walaupun secara umum manusia itu memiliki
perangkat fisik yang sama, tetapi jika perhatian kita tunjukan pada perhatian
yang lebih detail, maka akan terdapat perbedaan.perbedaan itu terletak pada
bentuk, ukuran, sifat.seorang individu adalah perpaduan antara genotif dan
fenoti genotid adalah faktor yang di bawa individu sejak lahir, ia merupakan
faktor keturunan dibawa sejak lahir. berupa sifat atau karakter kita yang mirip
orang tua kita. Kalau seorang individu memiliki ciri fisik dan karakter atau
sifat yang di bawa sejak lahir, ia juga memiliki ciri fisik dan karakter atau
sifat yang di pengaruhi oleh faktor lingkungan (fenotipe). faktor
lingkungan ikut berperan dalam pembentukan karakteristik yang khas dari
seseorang. Karakteristik khas dari seseorang ini sering kita sebut dengan kepribadian.
Menurut Sumatmadja Nursyd (dalam ILMU SOSIAL
DAN BUDAYA DASAR: Tahun 2005) kepribadian adalah seluruh prilaku indivudu yang
merupakan hasil interaksi antara potensi- potensi biopsikofisikal (fisik dan
psikis) yang terbawa sejak lahir dengan rangkaian situasi lingkungan, yang
terungkap pada tindakan dan perbuatan serta reaksi mental pskologisnya, jika
mendapat rangsangan dari lingkungan. Setiap orang memiliki kepribadian yang
membedakan dirinya dengan yang lain, kepribadian seseorang itu di pengaruhi
oleh factor genotype dan fenotipe yang saling berinteraksi terus-menerus selain
individu, kelompok sosial yang lebih besar seperti keluarga memiliki ciri
,karakteristik, kebiasaan yang berbeda-beda pula.
B.
KELUARGA
Keluarga adalah suatu kelompok yang terdiri
dari beberapa individu yang terikat dengan adanya hubungan perkawinan atau
darah. Keluarga yang terdiri dari Ayah, ibu dan anak biasanya di sebut dengan
keluarga inti. Keluarga ini memiliki fungsi dimana individu-individu itu pada
dasarnya dapat menikmati bantuan utama dari sesamanya,serta keamanan dalam
hidupnya.
Selain itu dalam keluarga inti, anak-anak yang
masih belum berdaya mendapat pengasuhan dan pendidikan pertama kali, Mattewatie
anna ( dalam Kuntjraningrat1990 :110) Namun menurut sebagian masyarakat bahwa
yang disebut keluarga tidak hanya terdiri dari ayah, ibu dan anak akan tetapi
orang yang hidup serumah bisa saja di sebut keluarga dengan ada atau tidaknya hubungan
darah.
Dalam suatu keluarga, apa lagi keluarga itu
tidak terdiri dari ayah-ibu dan anak masih ada orang lain yang hidup bersama
dalam satu rumah, maka dirasa cukup rawan konflik. Ini tentunya dalam keluarga
tersebut ada aturan-aturan tertentu yang harus di patuhi, namun belum tentu
diterima oleh anggota di keluarga inti. Pada kehidupan keluarga inti terdapat
berbagai macam norma atau aturan yang terkandung di dalamnya. Nilai-nilai itu
seperti: keagamaan, sopan santun (tata karma), sosialisasi, pendidikan,
kejujuran dan lainnya.
C. Masyarakat
Hubungan di lingkungan masyarakat yang
terjalin dengan baik merupakan hasil dari hubungan
yang
baik antara individu dengan individu dan di dalam hubungan keluarga. Sama seperti keluarga, masyarakat
merupakan media untuk mengekspresikan segala hal yang berhubungan dengan
masalah-masalah sosial. Individu pun tidak akan bisa berjalan dengan baik tanpa
adanya masyarakat. Masyarakat adalah sekumpulan individu yang mengadakan
kesepakatan bersama untuk secara bersama-sama mengelola kehidupan.
Terdapat berbagai alasan mengapa
individu-individu tersebut mengadakan kesepakatan untuk membentuk kehidupan
bersama. Alasan-alasan tersebut meliputi alasan biologis, psikologis, dan
sosial. Pembentukan kehidupan bersama itu sendiri melalui beberapa tahapan
yaitu interaksi, adaptasi, pengorganisasian tingkah laku, dan terbentuknya
perasaan kelompok. Setelah melewati tahapan tersebut, maka terbentuklah apa
yang dinamakan masyarakat yang bentuknya antara lain adalah masyarakat pemburu
dan peramu, peternak, holtikultura, petani, dan industri.
Di dalam tubuh masyarakat itu sendiri terdapat
unsur-unsur persekutuan sosial, pengendalian
sosial,
media sosial, dan ukuran sosial. Pengendalian sosial di dalam masyarakat
dilakukan melalui beberapa cara yang pada dasarnya bertujuan untuk mengontrol
tingkah laku warga masyarakat agar tidak menyeleweng dari apa yang telah
disepakati bersama. Walupun demikian, tidak berarti bahwa apa yang telah
disepakati bersama tersebut tidak pernah berubah. Elemen-elemen di dalam tubuh
masyarakat selalu berubah di mana cakupannya bisa bersifat mikro maupun makro.
DAFTAR PUSTAKA